Generasi Z Banyak Menganggur, Solusinya?

Alhadi Hidayat, SE--ISTIMEWA

Opini oleh : Alhadi Hidayat, SE

GENERASI Z menurut pembagian umur mereka yang lahir pada tahun 1997-2012, umur berkisar 15-26 tahun pada 2024. Sedangkan mereka yang lahir pada tahun 1981-1996 disebut Generasi Milenial. Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka cenderung apatis terhadap lingkungan sosial dikarenakan pada usia pertumbuhan mereka banyak berhubungan dengan dunia Sentuhan atau smart Phone.

Mereka lebih suka bergaul dengan komunitas mereka sendiri. Akan tetapi kelebihan Gen Z ini mereka sangat mahir dalam bidang Teknologi dan Informasi serta suka dengan perubahan sosial dan tidak suka dengan pekerjaan yang monoton. Sebagian pakar juga menyebut Gen Z dengan sebutan generasi Stroberi dikarenakan mudah mengeluh dan stres. Sebagai Pemerintah, Orang Tua, Lembaga Pendidikan, Pihak swasta harus memikirkan masa Depan Gen Z, Karena secara umum mereka inilah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan lokal maupun nasional.

Kabupaten Mukomuko secara khusus pekerjaan yang paling diminati masih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini dapat dilihat dari antusiasme Masyarakat apabila ada pembukaan lowongan CPNS. Maka ada ribuan peserta yang mau mengikuti tes. Selain PNS, teranyar ada Istilah P3K. pada prinsipnya PNS atau P3K adalah sama yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sumber gajinya dari Anggaran Pemerintah. Salah satu alasan PNS masih menjadi Primadona dikarenakan anggapan Masyarakat pekerjaan paling aman.

BACA JUGA:Final, Jumlah Hewan Kurban di Mukomuko Catatkan Rekor Baru

Hakikatnya tidak ada istilah aman kalau seseorang itu malas berinovasi, tidak kreatif, tidak inisiatif dan tidak memiliki jiwa pekerja keras. Pekerjaan sebagai ASN adalah salah satu pekerjaan yang mulia. Tapi harus kita sadari pekerjaan ini memiliki kuota terbatas, sementara pesaingnya begitu banyak, lalu bagaimana dengan kesempatan kerja untuk Gen Z?

Selain PNS, Perkebunan sawit juga menjadi penompang ekonomi yang kuat di Kabupaten Mukomuko. Tapi sebagaimana kita ketahui untuk Perkebunan ini sudah dikuasai oleh Generasi Tua atau baby Boomer. Mereka inilah pemilik kebun terbanyak. Sangat sulit untuk Gen Z eksis diusaha Perkebunan sawit. Faktor lain yang membuat sulit untuk berkebun adalah ketersediaan lahan di Kabupaten Mukomuko juga terbatas. Hal ini ditandai banyak dari pengusaha kebun sawit Mukomuko membuka lahan di kabupaten tetangga.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko, publikasi tahun 2023, saya membaca ada 144.670 penduduk usia kerja. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang penduduk usia kerja adalah umur 15 tahun ke atas. Sementara Usia kerja dibagi menjadi dua yaitu Angkatan Kerja dan bukan Angkatan kerja. Angkatan kerja adalah mereka yang sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Sementara bukan Angkatan Kerja adalah mereka termasuk penduduk usia kerja tapi tidak bekerja karena sekolah, ibu rumah tangga atau pensiunan.

BACA JUGA:Belanja Pegawai di Mukomuko Masih Tinggi, Hingga 38 Persen dari APBD

Pada tahun 2023 ada 3,14 persen Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Mukomuko. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya lapangan pekerjaan itu sendiri dan variasi pekerjaan masih sedikit, didominasi bidang pertanian 52,83%, Jasa 38,38% dan manufaktur 8,79%. Menariknya dari data tersebut Tingkat pengangguran terbuka masih didominasi oleh Gen Z. untuk itu ada beberapa pekerjaan yang cocok untuk Gen Z agar tetap eksis dari Generasi lainnya,

Pertama, Entrepreneur atau pengusaha. Salah satu karakter Gen Z mereka tidak suka bekerja dengan orang lain, tidak suka diatur secara monoton dan lebih suka menjadi pemilik usaha sendiri walaupun kecil. Maka Gen Z harus berani memulai usaha sendiri untuk pekerjaannya. Langkah awal yang harus dipersiapkan adalah pahami kebutuhan pasar atau konsumen. Selain dari itu pahami passion atau hal yang disukai dibidang apa. Untuk yang suka kuliner, maka bisnis kuliner menjadi solusinya. Yang suka otomotif, bisa buka bengkel kecil-kecilan terlebih dahulu.

Yang suka dunia fotografer, bisa buka studio foto dan weding organizer. Yang suka Fashion, maka cocok usaha fashion, tidak bisa secara offline maka bisa berjualan secara online di market place atau media sosial. Terkadang yang menjadi kendala untuk memulai usaha biasanya masalah permodalan. Secara pribadi saya sering membagikan Tip memulai Bisnis, “jika memiliki modal kecil pilihlah usaha yang sedikit pesaing tapi pasarnya ada. Jika memiliki modal besar pilihlah bisnis yang banyak pasarnya dan tidak apa-apa banyak pesaing asalkan kita menang dalam kualitas pelayanan.” Untuk menjadi pengusaha, Gen Z harus berani memulai dan siap dengan risiko. Karena prinsip bisnis itu tidak berubah, High rist high return.

BACA JUGA:Hari Ini Tim Monev Kecamatan XIV Koto Mulai Turun Ke Desa

Kedua, Gen Z bisa menjadi Content Creator yang produktif. Kebutuhan akan media sosial sudah menjadi tren dan kebutuhan pokok bagi Masyarakat umum. Para konten creator bisa membagikan ide-ide cemerlang, aktivitas keseharian yang bermanfaat, membagikan pengalaman yang berkesan, konten edukasi, hiburan dan lainnya. Biasanya para konten creator memiliki chanel media sosial untuk dipublikasikan. Ketiga Social Media Specialist. Social Media Specilist adalah pekerjaan untuk mengelola seluruh akun media sosial sebuah Perusahaan, Lembaga atau akun pribadi. Pekerjaan ini sangat flesibel dan cocok untuk Gen Z.

Keempat Digital Marketing. Berbeda dengan sales marketing harus bertemu langsung tatap muka dengan pelanggan. Digital marketing hanya bekerja menggunakan media sosial untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa. Promosi bisa melalui Face Book, What Aps, Tik Tok, Istagram, Twiter, WEB dan market Place. Uniknya semua jenis pekerjaan seperti content creator, social media specialist, digital Marketing harus memiliki kemampuan Teknologi Informasi (IT) dan komunikasi. Kemampuan tersebut dimiliki oleh Gen Z.

BACA JUGA:Diam-diam Pemdes Banjarsari Tuntaskan Fisik Tahap Kedua

Pada akhirnya Gen Z ini harus didukung oleh orang tua untuk pekerjaan pilihannya. Tidak mesti terfokus hanya satu jenis pekerjaan saja. Dukungan bisa berupa modal usaha maupun moral agar semangat berjuang mereka kuat. Selain dari itu peran pemerintah juga sangat penting. Mulai dari membuka lapangan pekerjaan baru dan memberi pelatihan keterampilan. Lebih dari itu juga perhatian terhadap pelaku UMKM yang sudah ada. Bagaimana memberikan mereka pelatihan agar usaha yang sudah ada, berkembang dan naik kelas. Adapun bentuk pelatihan, Bisa pelatihan pengelolaan keuangan usaha ataupun pelatihan peningkatan penjualan barang atau jasa bagi pelaku UMKM di Mukomuko.*

Tag
Share