Terdengar Aneh, Ampo Cemilan Berbahan Tanah Liat Ini Justru Dipercaya Dapat Kuatkan Janin Ibu Hamil
Ampo Makanan Khas Tuban yang Terbuat dari Tanah.--ISTIMEWA
radarmukomukobacakoran.com - Ampo berasal dari Tuban, Jawa Timur dan sudah ada sejak zaman kolonial lho. Sebelumnya Tuban dikuasai Belanda. Sistem pertanian paksa kolonial telah mempersulit banyak orang untuk mengakses pangan. Belakangan, ampul dibuat dari tanah liat.
Sejarah ampo dimulai pada pertengahan abad ke-18 setelah Perang Besar Jawa. Para bangsawan datang ke pertapaan yang terletak di atas sungai. Ketika para bangsawan kalah dalam pertempuran, mereka segera melarikan diri dari kerajaan karena perang saudara.
Salah satu daerah pelariannya adalah Kabupaten Tuban. Kemudian pada masa Majapahit, produk komersial utama lokal adalah beras. Namun belum ada sumber yang jelas mengenai asal muasal layanan beras tersebut. Para saudagar Tionghoa inilah yang kemudian menguasai perdagangan di Tuban pada abad ke-17.
Kelaparan yang dialami masyarakat asli Tuban memaksa mereka mencari cara untuk bertahan hidup, terutama dengan memanfaatkan lahan bekas untuk pangan. Tanah tidak digunakan secara sembarangan. Tanah yang digunakan terdiri dari endapan alluvial berupa tanah liat di sekitar Sungai Bengawan Solo dan Desa Bektiharjo.
Menurut masyarakat, ampo adalah masakan yang hanya terbuat dari tanah lalu dibakar dan mengeluarkan aroma yang sangat sedap. Sedangkan untuk perawatannya, sebagian besar masyarakat mengetahui proses pembuatan ampo, sebagian besar mengatakan bahwa ampo ini aman digunakan. Karena tanahnya berasal dari sawah pilihan. Kemudian ditambahkan tidak ada bahan campuran seperti bahan kimia dll. bahwa semua orang percaya bahwa Ampo sepenuhnya aman.
Dalam proses pembuatan Ampo murni, masyarakat menggunakan tanah liat sebagai bahan dasar pembuatannya tanpa memerlukan ampo. campuran bahan lainnya. Namun tidak semua jenis tanah bisa dijadikan bahan dasar pembuatan Ampo, tanah harus lunak dan bebas dari bebatuan, kerikil dan pasir.
Dari tanah yang dikumpulkan dapat dibuat bubuk. Caranya dengan membentuk kotak berisi tanah dengan cara sesekali memukulnya dengan palu kayu besar agar adonan menjadi lebih kental.
Adonan kemudian harus dijemur hingga adonan benar-benar matang. kering, sehingga kadar air pada adonan berkurang. Proses ini sangat bergantung pada kondisi cuaca alam sekitar. Biasanya hanya membutuhkan waktu satu hari agar bedak benar-benar kering, namun pada musim hujan waktu yang dibutuhkan agar bedak benar-benar kering adalah 2-3 hari.
Setelah adonan benar-benar kering, adonan dapat dikerok dengan bilah bambu berbentuk pisau atau yang biasa disebut dengan pring oleh orang Jawa hingga terbentuk spiral.
>Skor yang dihasilkan akan berbentuk seperti tongkat dengan panjang dari 6 hingga 8 cm. Namun hingga Ampi bisa dimakan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membakar Ampo di atas api selama 6 jam. Ampo yang sudah matang biasanya berwarna hitam mengkilat. Masyarakat Tuban percaya bahwa Ampo bermanfaat untuk dikonsumsi saat hamil. Makanan ini disebut-sebut memiliki efek menguatkan janin. Masyarakat setempat percaya bahwa mengkonsumsi Ampo dapat memberikan efek menenangkan pada perut ibu hamil dan mengkonsumsi Ampo juga dapat memperkuat usus. Selain itu, mengonsumsi Ampo juga dikatakan dapat membantu menyembuhkan diare.
Kebiasaan makan tanah liat memang menjadi hal yang dianggap remeh namun bukan hanya kesalahan tetapi tanah liat juga merupakan obat alami. Oleh karena itu, ampo lebih sering dikonsumsi oleh ibu hamil karena baunya yang khas dan dipercaya membawa manfaat baik bagi janin dalam kandungan. Saat ini ampo telah berubah fungsinya sebagai bahan pokok makanan. Namun kini masyarakat Tuban menggunakannya sebagai salah satu bahan pembuatan cok bakal yang sering dijadikan sebagai persembahan kepada leluhur pada perayaan tertentu. Misalnya saja menanam, memanen padi, merayakan keluarga suami, dll.
Memang setiap jenis tanah liat memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Namun tanah liat seringkali mengandung mineral seperti kalsium, zat besi, tembaga dan magnesium. Oleh karena itu, ampo juga disebut-sebut ampuh mengatasi masalah pencernaan, gatal-gatal, dan lain-lain. Meski memiliki manfaat, ternyata ampo juga bisa berbahaya bagi kesehatan Anda. Apalagi jika alat suntiknya belum sepenuhnya steril dan bersih. Ampo mungkin mengandung parasit yang berbahaya bagi kesehatan
Ada risiko yang jelas jika mengonsumsi tanah liat yang terkontaminasi kotoran hewan atau manusia, termasuk risiko telur parasit, cacing gelang, misalnya, dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun dan dapat menyebabkan masalah. Ini juga dapat meningkatkan risiko tetanus. Namun risiko ini umumnya dipahami dengan baik oleh sebagian besar masyarakat atau suku yang mengonsumsi tanah liat.
Preferensi anak-anak dalam menggunakan ampli membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi cacing. Bahaya lain yang terkait dengan konsumsi tanah liat antara lain kerusakan email gigi, tertelannya berbagai bakteri, berbagai bentuk kontaminasi tanah, dan penyumbatan usus. Namun pengolahan tanah liat yang baik dengan cara dibakar atau dipanggang dapat mengurangi risiko ini.*