Petani Berharap Harga Gabah Terus Stabil

Baru tumbuh buah, petani berharap harga gabah stabil pasca lebaran.--ISTIMEWA

radarmukomukobacakoran.com - Sebagaimana perhitungan para petani di wilayah persawahan Kecamatan Lubuk Pinang, panen raya mulai akan berlangsung pasca lebaran idul fitri. Dimana sekarang beberapa tanaman padi petani yang sudah mulai tumbuh buah dengan umur sekitar 60 sampai 70 hari setelah tanam (HST).

Oleh sebab itu, para petani berharap harga gabah saat panen raya nanti masih bertahan. Seperti diketahui beberapa waktu terakhir harga gabah basah sempat menyentuh Rp 7 ribu per kilogram (kg).  

Dikatakan salah seorang petani Desa Arah Tiga, Kecamatan Lubuk Pinang, Adeng, memang para petani menjadwalkan turun pada Musim Tanam (MT) 1 tahun ini sedikit lambat. Hal tersebut disengaja supaya jadwal panen tidak bertepatan dengan hari raya idul fitri tahun ini. Beberapa padi petani di Arah Tiga juga mayoritas sudah mulai bunting atau tumbuh buah dengan umur sekitar 2 bulan. Maka diperkirakan beberapa minggu pasca lebaran sudah mulai ada petani yang bisa panen.

“Beberapa padi petani sekarang sudah ada yang tumbuh buah. Kita sengaja turun tanam lambat supaya panen dilakukan setelah momen lebaran idul fitri,”katanya.

Lanjutnya, selaku petani tentu berharap hasil panen maksimal dan harga gabah juga tetap bertahan. Apalagi petani di Arah Tiga Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri perdana turun tanam setelah dilakukan pengeringan beberapa waktu lalu. Sehingga saat harga gabah sedang tinggi beberapa waktu terakhir, petani di sini hanya bisa mendengar.

Apalagi sebelumnya harga gabah tidak pernah sampai menyentuh Rp7 ribu per kg. Paling tinggi harga gabah sekitar Rp 5 ribu. Oleh sebab itu, ia berharap saat panen nanti juga masih bisa kebagian gabah dengan harga tinggi.

“Kami berharap kedepan harga gabah tetap bertahan tinggi seperti beberapa waktu terakhir. Soalnya kami belum merasakan dan hanya dapat cerita saja,”tambahnya.

Masih Adeng, apalagi sekarang kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah telah dikurangi. Maka jika tidak ada penambahan kuota pupuk bersubsidi, biaya perawatan padi akan meningkat. Sebab terpaksa harus menggunakan pupuk non subsidi. Jika harga gabah kembali turun dan biaya tanam meningkat, dampaknya tentu akan buruk terhadap kesejahteraan petani. Dimana pengeluaran biaya perawatan padi tidak akan sebanding dengan hasil panen yang didapatkan. Oleh sebab itu semoga kedepan harga gabah masih bisa bertahan stabil 

“Apalagi sekarang jatah pupuk subsidi berkurang, jika tidak ada perubahan tentu biaya tanam padi akan semakin meningkat,”tutupnya.*

Tag
Share